Kita selalu
senang dan bangga sekali bisa mengenang pengorbanan dan semangat juang para
pahlawan di masa lalu yang gugur membela tanah air ini. Setiap tanggal 10
November kita melakukan peringatan itu. Hari ketika semangat arek-arek Suroboyo
yang terdiri dari pemuda-pemuda Maluku, sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia lainnya makin memuncak.
Pahlawan Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan
Kalau anda
mendengar kata pahlawan, apa yang pertama muncul dalam benak pikiran anda?
Seseorang yang telah meninggal dunia,yang berjasa bagi perjuangan kemerdekaan
Indonoseia? Ataukah seorang superhero yang menyelamatkan kehidupan manusia, dan
ketika meninggal diabadikan dengan sebuah gelar kehormatan? Atau apa?
Pahlawan Masa Lalu
” Pahlawan Soedirman berada di medan yuda hanya
dengan paru-paru sebelah, tetapi kepribadian serta semangat beliau tetap
menjiwai segenap pejuang yang sedang mempertaruhkan segala-galanya.”1)
Semangat itu
tidak lepas dari kebersamaan yang erat sebagai satu nasib satu tanggungan untuk
memerdekakan bangsa, walau berbeda suku, agama, warna kulit dan bahasa.
Bapak Soeharto, dalam “Pandangan Presiden Soeharto
tentang Pancasila” menjelaskan :
” Ya, kita memang berbeda-beda tetapi kita
bertekad untuk bersatu!
Bhineka Tunggal Ika!
Apabila kita
ingin bersatu, maka persoalan pokoknya BUKAN menghilangkan peerbedaan-perbedaan
tadi. Itu adalah mustahil, karena bertentangan dengan kodrat. Biarlah perbedaan
itu ada dan tetap ada. Yang kita usahakan adalah bagaimana perbedaan-perbedaan
itu dapat mempersatukan kita dalam persatuan yang indah, seperti kesatuan
warna-warni pelangi yang serasi.”2)
Demikianlah,
perjuangan masa lalu itu berhasil karena adanya persatuan dan kesatuan yang
terjalin erat. Semangat jiwa yang mengedepankan kepentingan nasional daripada
kepentingan golongannya atau bahkan pribadi yang lebih sempit lingkupnya.
Pahlawan Masa Kini
” Dan perjuangan kemerdekaan bangsa ini, telah
sampailah pada saat yang membahagiakan. Dengan selamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat serta adil dan makmur”
Bunyi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 itu
mengingatkan kepada kita semua, bahwa perjuangan kemerdekaan adalah sebuah
pintu gerbang untuk memasuki sebuah negara yang merdeka, bersatu, berdaulat dan
juga adil dan makmur.
Kemerdekaan telah diraih,kesatuan sebagai bangsa
masih kita pegang, meskipun keteguhannya mulai terlihat mengendur dengan
pandangan-pandangan kelompok yang sempit apakah kedaulatan bangsa telah yang
mulai marak. Dan apakah kedaulatan bangsa ini telah ditegakkan?! Dan tujuan
kemerdekaan untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur ini telah tercapai 100
persen.
Saya rasa belum. Untuk
itulah perjuangan dengan semangat serta keberanian yang sama dengan para
pahlawan pendahulu menjadi penting sekali diterapkan sekarang ini.
Mengutip pandangan Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri
Perikanan dan Kelautan di Kabinet Kerja dari Presiden Joko Widodo saat
memperingati Sumpah Pemuda menjadi menarik untuk dicermati : ” Sumpah Pemuda adalah tidak
membiarkan natural resource yang begitu besar, utamanya dalam kekayaan
kelautan, diambil oleh orang lain.”
Ini adalah bentuk kedaulatan yang semestinya
berani kita perjuangkan. Perjuangan atas tanah, air, dan udara Indonesia. Dan
selanjutnya mempergunakan hasil kekayaan tersebut bagi terwujudnya masyarakat
adil dan makmur.
Melawan tindakan korupsi dan mental pemalas
menjadi penting sekali dilakukakan. Ini adalah perjuangan berkelanjutan.
Pembangunan masyarakat itu sendiri, pembangunan manusia-manusia Indonesianya
itu sendiri.
Senapas dengan itu, saya rasa apa yang telah
diperjuangkan oleh Bapak Anand Krishna selama ini, untuk membentuk dan
menciptakan masyarakat yang sadar, lewat latihan-latihan seni memberdaya diri
serta meditasi, menjadi sangat berhubungan sekali dengan tujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur itu.
Masyarakat yang sadar akan mengetahui apa tujuan
kehidupannya di bumi Indonesia ini, untuk berjuang bersama, untuk berkarya
bersama mencapai tujuan bangsa ini seperti apa yang diamanatkan para founding
father.
Masyarakat yang sadar akan berdiri bersama dalam
semangat kebersamaan dan bekerja tanpa pamrih karena ingin ikut
mendharma-baktikan kehidupannya bagi masyarakat, bangsa serta dunia ini.
Kita
meneladan semangat para pahlawan masa lalu, dan menerapkannya dalam masa kini.
Sekarang ini kita membutuhkan pahlawan-pahlawan yang sudah bebas dari pamrih
pribadi yang sempit, kalaupun dianggap pamrih maka itu adalah pamrih untuk
memenuhi amanat serta janji kemerdekaan dari ketika awal republik ini dibentuk.
Dengan begitu, kita akan menjadi inspirasi dan teladan bagi calon-calon
pahlawan masa depan yang akan selalu dibutuhkan bagi bangsa ini untuk
terwujudnya masyarakat adil dan makmur dan ikut serta turut menciptakan
kedamaian dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar